mouse

Rabu, 25 November 2015

BAB I
PEMBAHASAN
   A.    PENYAKIT MATA
Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular.Penyakit mata yang disebabkan oleh bakteri maupun virus rata-rata bersifat menular, sedangkan jika penyebabnya adalah alergi atau bawaan keturunan (genetis), maka penyakit tersebut tidak akan menular.    
   B.     MIOPI (Rabun Jauh)
1.      Pengertian Miopi

Miopi (dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat") atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapat terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung).
Rabun jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat menipis sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di depan retina (jadi benda tidak terlihat jelas). Jadi titik jauh mata tidak berada di jauh tak berhingga, tetapi pada jarak tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh tidak dapat melihat objek yang sangat jauh (tak berhingga).
Myopia juga didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media refrakta dengan panjang sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk berkonvergensi pada satu titik fokus di anterior retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa divergen atau lensa minus.



2.      Penyebab
Miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik.
Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.

3.      Myopia atau rabun jauh terbagi menjadi 3 fase, yakni :
a.       Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00
Cara membaca dioptre diatas adalah apabila anda termasuk pengguna atau penderita rabun jauh/myopia dengan minus 0 s/d – 3.00 ( minus 0 sampai dengan minus 3 ) dapat dikatakan anda adalah penderita myopia rendah. Kemungkinan untuk mengurangi minus tersebut masih sangat mungkin.
b.      Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
Cara membaca dioptre diatas sama dengan membaca dioptre (a). Jika anda mengenakan kacamata minus dengan kadar minus antara -3.00 – -6.00 (minus 3.00 sampai dengan minus 6.00) dikategorikan penderita myopia tingkat sedang, namun penderita myopia tingkat sedang juga cukup rentan, hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang memiliki minus myopia sedang tidak dapat melepaskan kacamata dalam beberapa waktu
c.       Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10)
Penderita myopia tingkat tinggi memang cukup berbahaya dan dikatakan kerusakan pada bagian retina, kornea serta pupil tidak dapat bekerja optimal, bahkan cenderung mata tidak mampu menangkap cahaya dan membiaskan cahaya pantul dalam keadaan tanpa mengenakan kacamata. Hal ini hampir sama dengan penderita mata katarak sebelah.

4.      Perawatan
Pemakaian lensa kontak kacamata dengan lensa sferis negatif merupakan pilihan utama untuk mengembalikan penglihatan. Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan seperti photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy).
Cara mengatasi mata rabun jauh atau Myopia adalah :
a.       Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)
Cobalah untuk tidak membaca dengan jarak terlalu dekat dengan objek atau benda, berilah jarak pada mata dan objek (benda) minimal sepanjang siku anda atau lebih. Bagi anda yang sudah menggunakan alat bantu kacamata cobalah untuk tidak terlalu dekat jarak pandang dari kacamata anda dengan objek benda.
b.      Membacalah di ruangan yang cukup terang
Usahakan membaca pada ruangan yang cukup mendapatkan cahaya penerangan agar mata tidak terlalu tegang atau kaku.
c.       Jangan membaca sambil tiduran
Membaca sambil tiduran merupakan salah satu penyebab utama mata menjadi rabun. Hal dikarenakan retina dan kornea menangkap cahaya terbalik ketika mata dalam posisi keatas, sehingga pantulan cahaya jatuh di belakang retina dan membuat mata terasa lebih perih
d.      Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus
Jika anda sudah mengenakan kacamata, cobalah untuk tidak terlalu larut dan dekat dengan monitor televisi anda baik saat menonton televisi maupun saat bermain play station. Bila perlu lepaskan terlebih dahulu kacamata anda sekiranya anda masih mampu melihat objek dalam beberapa jarak pandang mata.
e.       Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh.
Cahaya atau pantulan cahaya pada monitor juga dapat membuat mata anda terasa cepat lelah, kepala pusing, mata seperti orang mengantuk. Bila perlu gunakan kaca pelapis untuk monitor komputer anda agar pantulan cahaya tersebut tidak cepat merusak mata anda.
f.       Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh.
Cobalah untuk bermain di luar rumah selama kurang lebih 2-3 jam per hari dan cobalah melatih mata anda untuk melihat objek jarak jauh. Guna melatih otot-otot mata anda merefleksikan dari urat-urat mata.
g.      Berolahragalah agar otot-otot mata anda menjadi kuat.
Olahraga tidak hanya untuk kesehatan tubuh semata, namun adapula olahraga untuk melenturkan dan merefleksikan mata anda dari rutinitas anda sehari-hari.
h.      Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya.
Makanan juga dapat mempengaruhi kesehatan mata. Mata juga membutuhkan nutrisi penting agar mata senantiasa sehat dan segar. Mata sangat membutuhkan vitamin A meski dengan dosis yang cukup tinggi.
5.      Diagnosis
Miopi dapat ditegakkan dengan pemeriksaan visus dengan menggunakan optotipi Snellen dan foropter. Pemeriksaan visus akan menunjukkan ketajaman penglihatan dibawah 6/6. Dengan menyingkirkan diagnosis banding seperti hipermetropi dan astigmatisma, diagnosis miopi dapat ditegakkan.

6.      Kacamata Berlensa Cekung untuk miopi
Mata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S’ = –PR, dengan PR singkatan dari punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S’ diberikan karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya.
Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengandemikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan membentuk bayangantepat di retina, sehingga terlihat jelas.




C.     HIPERMETROPI (Rabun Dekat)
1.      Pengertian Hipermetropi
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang letaknya dekat dengan mata (hanya dapat melihat objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau hipermetropi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di belakang retina (jadi benda tidak terlihat jelas).
Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata dimana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan karena bola mata yang terlalu pendek atau kelengkungan kornea yang kurang. Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm) dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas. Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Hipermetropia juga didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media refrakta dengan panjang sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk berkonvergensi pada satu titik fokus di posterior retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa konvergen atau lensa positif.

2.      Tanda-tanda
Beberapa tanda-tanda dari seseorang yang mengalami hipermetropia adalah kesulitan konsentrasi, kesulitan melihat benda dekat, mata tegang kelelahan mata, sakit kepala dan mata pedih.

3.      Penyebab
Pada hipermetropi, refraksi sinar kurang konvergen, sehingga bayangan terbentuk di belakang retina. Penderita hipermetropi memiliki visus normal, namun kesulitan melihat benda yang terletak dekat. Secara prinsip, m. ciliaris penderita hipermetropi mengalami kelemahan karena proses degenerasi, tonusnya menurun dan fleksibilitasnya meningkat, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin memajang. Selain itu, bentuk orbita dengan jarak anterior dan posterior yang pendek menyebabkan kecenderungan terjadinya hipermetropi. Solusi bagi penderita hipermetropi adalah menambah konvergensi dengan menambahkan lensa cembung (plus) di depa mata.
4.      Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang tipikal. Pada penderita hipermetropia ringan-sedang dan berusia muda, kelainan refraksi ini masih bisa dikompensasi dengan akomodasi. Tetapi, kondisi ini bisa menimbulkan asthenopic syndrome seperti nyeri mata, sakit kepala, sensasi panas pada mata, blepharoconjungtivitis, pandangan kabur dan kelelahan. Pada penderita anak sekolah, gejala khas akan tampak pada perilaku mereka sehari-hari. Penderita akan sering menggosok mata mereka saat membaca. Akibatnya, aktivitas membaca menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak hipermetropia. Kondisi seperti ini dapat menjadi penghambat dalam proses belajar.
5.      Kacamata Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas,lensa kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentukbayangan benda-benda dekat tepat di titik dekat matanya. Benda-benda dekatyang dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena itu,lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm tepatdi titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP. Kembali tanda negatifmdiberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya atau di depan lensa.
Dengan PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).

Letak titik dekat mata hipermotropi lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata normal. Untuk menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa cembung (+), yang bersifat mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak baca normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar