BAB I
PEMBAHASAN
A.
PENYAKIT
MATA
Penyakit
mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular.Penyakit
mata yang disebabkan oleh bakteri maupun virus rata-rata bersifat menular,
sedangkan jika penyebabnya adalah alergi atau bawaan keturunan (genetis), maka
penyakit tersebut tidak akan menular.
B.
MIOPI (Rabun
Jauh)
1. Pengertian Miopi
Miopi (dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat")
atau rabun jauh adalah sebuah
kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina
ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapat terjadi karena bola
mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar
sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak
buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong
dengan menggunakan kacamata negatif (cekung).
Rabun jauh
atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak dapat
menipis sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak
berhingga terfokus dan membentuk bayangan di depan retina (jadi benda tidak
terlihat jelas). Jadi titik jauh mata tidak berada di jauh tak berhingga,
tetapi pada jarak tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh
tidak dapat melihat objek yang sangat jauh (tak berhingga).
Myopia juga
didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media refrakta
dengan panjang sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk
berkonvergensi pada satu titik fokus di anterior retina. Kelainan ini bisa
dikoreksi dengan lensa divergen atau lensa minus.
2.
Penyebab
Miopia
dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan.
Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan
visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan
penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di
depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca
tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor
lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan
oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya
karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak
difokuskan dengan baik.
Dapat
juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata
karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan
pulih setelah mata diistirahatkan.
3. Myopia atau
rabun jauh terbagi menjadi 3 fase, yakni :
a.
Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00
Cara membaca dioptre diatas adalah apabila anda termasuk pengguna atau penderita
rabun jauh/myopia dengan minus 0 s/d – 3.00 ( minus 0 sampai dengan minus 3 )
dapat dikatakan anda adalah penderita myopia rendah. Kemungkinan untuk
mengurangi minus tersebut masih sangat mungkin.
b.
Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00
Cara membaca dioptre diatas sama dengan membaca
dioptre (a). Jika anda mengenakan kacamata minus dengan kadar minus antara
-3.00 – -6.00 (minus 3.00 sampai dengan minus 6.00) dikategorikan penderita
myopia tingkat sedang, namun penderita myopia tingkat sedang juga cukup rentan,
hal ini dikarenakan kebanyakan orang yang memiliki minus myopia sedang tidak
dapat melepaskan kacamata dalam beberapa waktu
c.
Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10)
Penderita myopia tingkat tinggi memang cukup berbahaya
dan dikatakan kerusakan pada bagian retina, kornea serta pupil tidak dapat
bekerja optimal, bahkan cenderung mata tidak mampu menangkap cahaya dan
membiaskan cahaya pantul dalam keadaan tanpa mengenakan kacamata. Hal ini
hampir sama dengan penderita mata katarak sebelah.
4. Perawatan
Pemakaian lensa
kontak kacamata dengan lensa sferis negatif merupakan pilihan utama untuk
mengembalikan penglihatan. Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan seperti
photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis
(LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision
therapy).
Cara mengatasi mata rabun
jauh atau Myopia adalah :
a.
Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku
anda)
Cobalah untuk tidak membaca dengan jarak terlalu dekat
dengan objek atau benda, berilah jarak pada mata dan objek (benda) minimal
sepanjang siku anda atau lebih. Bagi anda yang sudah menggunakan alat bantu
kacamata cobalah untuk tidak terlalu dekat jarak pandang dari kacamata anda
dengan objek benda.
b.
Membacalah di ruangan yang cukup terang
Usahakan membaca pada ruangan yang cukup mendapatkan
cahaya penerangan agar mata tidak terlalu tegang atau kaku.
c.
Jangan membaca sambil tiduran
Membaca sambil tiduran merupakan salah satu penyebab
utama mata menjadi rabun. Hal dikarenakan retina dan kornea menangkap cahaya
terbalik ketika mata dalam posisi keatas, sehingga pantulan cahaya jatuh di
belakang retina dan membuat mata terasa lebih perih
d.
Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat
secara terus menerus
Jika anda sudah mengenakan kacamata, cobalah untuk
tidak terlalu larut dan dekat dengan monitor televisi anda baik saat menonton
televisi maupun saat bermain play station. Bila perlu lepaskan terlebih dahulu
kacamata anda sekiranya anda masih mampu melihat objek dalam beberapa jarak
pandang mata.
e.
Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau
dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh.
Cahaya atau pantulan cahaya pada monitor juga dapat
membuat mata anda terasa cepat lelah, kepala pusing, mata seperti orang
mengantuk. Bila perlu gunakan kaca pelapis untuk monitor komputer anda agar
pantulan cahaya tersebut tidak cepat merusak mata anda.
f.
Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari
dan lihat obyek yang jauh.
Cobalah untuk bermain di luar rumah selama kurang
lebih 2-3 jam per hari dan cobalah melatih mata anda untuk melihat objek jarak
jauh. Guna melatih otot-otot mata anda merefleksikan dari urat-urat mata.
g.
Berolahragalah agar otot-otot mata anda menjadi kuat.
Olahraga tidak hanya untuk kesehatan tubuh semata,
namun adapula olahraga untuk melenturkan dan merefleksikan mata anda dari
rutinitas anda sehari-hari.
h.
Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda
seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya.
Makanan juga dapat mempengaruhi kesehatan mata. Mata
juga membutuhkan nutrisi penting agar mata senantiasa sehat dan segar. Mata
sangat membutuhkan vitamin A meski dengan dosis yang cukup tinggi.
5. Diagnosis
Miopi dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan visus dengan menggunakan optotipi Snellen dan
foropter. Pemeriksaan visus akan menunjukkan ketajaman penglihatan dibawah 6/6.
Dengan menyingkirkan diagnosis banding seperti hipermetropi dan astigmatisma, diagnosis miopi dapat ditegakkan.
6.
Kacamata
Berlensa Cekung untuk miopi
Mata miopi tidak dapat melihat
dengan jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak
tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk
bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S’
= –PR, dengan PR singkatan dari punctum remotum, yang
artinya titik jauh. Tanda negatif pada S’ diberikan karena bayangan yang
dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya.
Penderita miopi dapat ditolong
dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang bersifat menyebarkan berkas
cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh mata dari
benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengandemikian, benda yang berada di
jauh tak berhingga akan membentuk bayangantepat di retina, sehingga terlihat jelas.
C. HIPERMETROPI (Rabun Dekat)
1. Pengertian Hipermetropi
Penderita
rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang letaknya dekat dengan
mata (hanya dapat melihat objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau
hipermetropi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak
dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi sebagaimana mestinya. Akibatnya,
berkas cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan
di belakang retina (jadi benda tidak terlihat jelas).
Hipermetropi atau Hiperopia
atau rabun dekat adalah kelainan
refraksi mata dimana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang
retina. Hal ini dapat disebabkan karena bola mata yang terlalu pendek atau
kelengkungan kornea yang kurang. Penderita kelainan mata ini tidak dapat
membaca pada jarak yang normal (30 cm) dan harus menjauhkan bahan bacaannya
untuk dapat membaca secara jelas. Penderita juga akan sulit untuk melakukan
kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Hipermetropia
juga didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara kekuatan refraksi media
refrakta dengan panjang sumbu bola mata dimana berkas sinar paralel yang masuk
berkonvergensi pada satu titik fokus di posterior retina. Kelainan ini bisa
dikoreksi dengan lensa konvergen atau lensa positif.
2.
Tanda-tanda
Beberapa
tanda-tanda dari seseorang yang mengalami hipermetropia adalah kesulitan
konsentrasi, kesulitan melihat benda dekat, mata tegang kelelahan mata, sakit
kepala dan mata pedih.
3. Penyebab
Pada
hipermetropi, refraksi sinar kurang konvergen, sehingga bayangan terbentuk di
belakang retina. Penderita hipermetropi memiliki visus normal, namun kesulitan
melihat benda yang terletak dekat. Secara prinsip, m. ciliaris penderita
hipermetropi mengalami kelemahan karena proses degenerasi, tonusnya menurun dan
fleksibilitasnya meningkat, sehingga lambat laun panjang m Ciliaris semakin
memajang. Selain itu, bentuk orbita dengan jarak anterior dan posterior yang
pendek menyebabkan kecenderungan terjadinya hipermetropi. Solusi bagi penderita
hipermetropi adalah menambah konvergensi dengan menambahkan lensa cembung
(plus) di depa mata.
4. Diagnosa
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pada pemeriksaan refraksi dan gambaran klinis yang
tipikal. Pada penderita hipermetropia ringan-sedang dan berusia muda, kelainan
refraksi ini masih bisa dikompensasi dengan akomodasi. Tetapi, kondisi ini bisa
menimbulkan asthenopic syndrome seperti nyeri mata, sakit kepala,
sensasi panas pada mata, blepharoconjungtivitis, pandangan kabur dan kelelahan.
Pada penderita anak sekolah, gejala khas akan tampak pada perilaku mereka
sehari-hari. Penderita akan sering menggosok mata mereka saat membaca.
Akibatnya, aktivitas membaca menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak
hipermetropia. Kondisi seperti ini dapat menjadi penghambat dalam proses
belajar.
5.
Kacamata
Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena
hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas,lensa kacamata
yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentukbayangan benda-benda dekat
tepat di titik dekat matanya. Benda-benda dekatyang dimaksud yang memiliki
jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena itu,lensa kacamata harus membentuk
bayangan benda pada jarak S = 25 cm tepatdi titik dekat (PP, punctum
proximum) atau S' = –PP. Kembali tanda negatifmdiberikan pada
S' karena bayangannya bersifat maya atau di depan lensa.
Dengan PP dinyatakan dalam
satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m,
kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang
yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa positif
(cembung atau konvergen).
Letak titik dekat mata hipermotropi
lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata normal. Untuk menolong penderita
rabun dekat diperlukan kacamata berlensa cembung (+), yang bersifat
mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di
titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak baca normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar